Rabu, 08 April 2015

Filsafat Umum

Tugas UTS matkul Filsafat Semester I Jrusan Psikologi. kebayang kan ?? susahnya pelajaran ini :D

MAKALAH
FILSAFAT UNTUK ORANG AWAM



Disusun Oleh :
Miftachul Jannah
201410230311025
Fakultas Psikologi
Kelas I A


Universitas Muhammadiyah Malang
2014
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberi karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelajaran Filsafat untuk Orang Awam” dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini berisi materi Mata Kuliah Filsafat selama 2 bulan di Semester I Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Terimakasih terucapkan oleh penulis kepada seluruh pihak yang menyediakan fasilitas dalam penyelesaian makalah ini. Fasilitas tersebut telah tercatat dalam daftar pustaka.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca umumnya. Dan apabila ada banyak kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik das sarannya.
Wassalamu’alaikum wr.wb










Malang, 3 November 2014



Penulis

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DATAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.      LATAR BELAKANG....................................................................................... 1
2.      RUMUSAN MASALAH.................................................................................. 1
3.      TUJUAN PENULISAN.................................................................................... 1
BAB II PENJELASAN................................................................................................. 2
1.      PENGERTIAN FILSAFAT.............................................................................. 2
2.      PETA FILSAFAT.............................................................................................. 4
3.      MANFAAT BELAJAR FILSAFAT................................................................. 4
4.      PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT........................................................................ 5
5.      CABANG-CABANG FILSAFAT.................................................................... 6
6.      JAMAN PRA SOCRATES............................................................................... 7
7.      JAMAN SOCRATES........................................................................................ 12
BAB III PENUTUPAN................................................................................................. 20
1.      KESIMPULAN.................................................................................................. 20
2.      SARAN.............................................................................................................. 20
REFERENSI.................................................................................................................. 21










BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Filsafat ialah ibu dari segala ilmu. Dalam sebuah objek jika dicermati menurut filsafat maka akan memunculkun ilmu-ilmu yang lain. Filsafat juga disebut sebagai seni dalam berfikir. Dengan berfikir menggunakan otak, manusia akan menemukan hal-hal yang lain bahkan baru. Megolah fikiran untuk berfikir akan membiasakan otak berfikir dengan logis. Semakin sering seorang melatih otaknya semakin baik kondisi otaknya.
2.      Rumusan masalah
a.       Apa pengertian dari filsafat ?
b.      Apa saja peta filsafat ?
c.       Apa manfaat dari belajar filsafat ?
d.      Bagaimana prinsip dalam berfilsafat ?
e.       Apa saja cabang filsafat ?
f.       Bagaimana perkembangan filsafat ?
3.      Tujuan penulisan makalah ini :
·         Memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat dalam Ujian Tengah Semester 2014
·         Memberikan pengetahuan kepada pembaca



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Filsafat
Filsafat menurut bahasa : dari bahasa Yunani (Philosophia). Philos artinya cinta (kekasih, sahabat), Sophia artinya kebijaksanaan, kebenaran dan pengetahuan.
Filsafat menurut istilah : cinta, kekasih / sahabat, kebijaksanaan, kebenaran dan pengetahuan.
Filsafat menurut Tokoh :
Plato : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Alfarabi : maujud dan hakekat yang sebenarnya.
Jujun S : semesta.
Ø  Definisi Filsafat ada 3, yaitu :
1.      Tidak terbatas. Yakni filsafat tidak membatasi aspek-aspek tertentu sehingga bersifat luas, panjang.
2.      Universal. Filsafat akan meninjau sebuah osbek secara menyeluruh.
3.      Siapapun boleh mendefinisikan Filsafat dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, namun harus secara sistematis
Ø  Awal kegiatan berfilsafat dimulai dengan rasa heran, kesangsian (keragu-raguan) dan kesadaran akan keterbatasan
Ø  Objek Filsafat
-          Objek Material : segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang harus tidak ada. Contoh : manusia, hewan, alam.
-          Objek Formal : bersifat mengasaskan. Contoh : dari manusia dapat diperoleh objek Formalnya yakni Psikologi, Biologi, Sosiologi, dll.
Ø Ciri berfikir Filsafat
a.       Radikal.
Menurut KBBI, radikal berarti secara mendasar (sampai kpd hal yg prinsip): perubahan yg --; 2) Pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); 3)  maju dalam berpikir atau bertindak.
 Yang jika di dunia filsafat, berarti memikirkan dan menanyakan segala halnya sampai ke akar-akarnya. Seseorang jika memiliki sifat ini akan memegang teguh prinsipnya, berbeda dengan orang yang tidak memiliki keradikalan dalam dirinya.
b.      Konsisten.
Menurut KBBI, konsisten artinya (1) tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; (2) selaras; sesuai: perbuatan hendaknya -- dng ucapan.
Yang dimaksudkan konsisten dalam cara berfikir filsafat ialah berfikir sesuai dengan kaidah kaidah dan tidak mengandung kontradiksi. Konsisten juga diartikan seseorang melakukan atau melontarkan sesuatu secara terus menerus dan tetap.
c.       Kritis.
Menurut KBBI, kritis adalah (1) bersifat tidak lekas percaya; (2) bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; (3) tajam dl penganalisisan.
Jika disatukan dengan filsafat, ciri ini menanyakan suatu hal tanpa tabu. Akan sangat tajam memikirkan sesuatu.
d.      Spekulatif.
Menurtut KBBI, spekulatif berarti : (1) dengan pemikiran dalam-dalam secara teori;(2) bersifat spekulasi (untung-untungan). Dimana jika berfikir filsafat dengan ciri ini, seseorang akan memikirkan keselurahannya dan nantinya akan memperoleh kesimpulan.
e.       Subjektif.
Subjektif merupakan tindakan manusia dalam menilai sesuatu yang sesuai seleranya, hanya memacu pada penilaian dari satu sudut pandang dan berasal dari asumsi.
f.       Sistematis.
Sistematis adalah segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. 
Cara berfikir filsafat seperti ini berarti berfikir secara runtut serta terkandung maksud dan tujuan tertentu.

g.      Refleksi.
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atauberfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yamg lalu (Nurhadi 2004: 51). Refleksi diperlukan karena pengetahuan harus dikontekstualkan agar sepenuhnya dipahami dan diterapkan secara luas. Dalam berfilsafat, refleksi itu perenungan yang bersifat rasional dan sangat logis.
2.      Peta Filsafat
*      Peta Historis
ð  Peta yang didasarkan pada sejarah. Pada jaman dulu, agama di atas segalanya. Sementara saat ini, agama dikuasai (dikritik).
Alkindi, Ibnu Sina, lahir ketika di barat mengalami kegelapan.
*      Peta Geografis
ð  Berdasarkan wilayah.
Barat : Yunani, Inggris, Prancis, Eropa.
Timur : Hindu, Budha, Indonesia, Cina.
*      Peta Tematis
ð  Berdasarkan tema-tema kunci filsafat.
*      Peta kontekstual
ð  Berdasarkan situasi, tujuan.
3.      Manfaat Belajar Filsafat
Manfaat secara umum adalah :
-          Memupuk kemandirian sikap. Tidak bergantung kepada orang lain dan cenderung melawan arus.
-          Mengasah ketajaman untuk mampu memilih mana hal yang inti dan bukan inti.
-          Membuka kemungkinan hal-hal baru.
Manfaat secara khusus bagi mahasiswa :
-          Membiasakan diri bersikap kritis.
-          Membiasakan diri bersikap rasional dan logis dalam beropini.
-          Mengembangkan sikap toleransi dalam perbedaan.
-          Lebih arif dalam memandang permasalahan.
-          Mengerjakan berpikir cermat, sistematis dan tidak kenal lelah.
4.      Prinsip-prinsip dalam berfilsafat
§  Menghindari sikap silopsisme.
Silopsisme adalah pandangan yang mengatakan bahwa pengalaman pribadi adalah satu satunya fakta yang dapat dipercaya. Dimana seseorang akan merasa dirinya benar. Meniadakan sifat ini harus ada untuk setiap manusia agar keobjektivan terjadi.
Seseorang yang ingin berfilsafat harus mampu mengendalikan diri, terutama merasa diri sendiri sudah mengeri tentang apa yang dipelajari.
§  Perlunya kesetiaan kepada kebenaran.
Ini merupakan sikap mental terhadap filsafat. Dimana hal seperti ini menumbuhkan keberanian untuk mempertahankan kebenaran yang diperjuangkan. Kepercayaan harus ada agar hidup menjadi teratur. Filsafat mengakui kebenaran yang bersifat relativ, bukan absolut. Tidak ada hal yang disembunyikan mengenai kebenaran. Seorang filsuf adalah dia yang sedang mendahului orang lain untuk mengetahui jalan mana yang pantas dipilih dan ditunjukkan kepada orang lain
§  Memahami sungguh-sungguh.
Persoalan filsafat harus dipahami dengan bersungguh-sungguh dan berusaha memikirkan jawabannya. Hal ini disebut dengan intelectual exercise, latihan berintelektual untuk menggapai jawaban. Dengan tekad dan kegigihan seorang filsuf akan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
§  Latihan intelektual dilakukan secara dinamis.
Intelectual exercise tersebut dilakukan secara berkesinambungan dari waktu ke waktu dan diungkapkan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Latihan ini tidak dilakukan saat filsuf membutuhkan jawaban pada waktu itu juga. Tetapi latihan ini juga berguna dikala filsuf menemukan masalah lain yang bukan menjadi fokusnya.
§  Sikap keterbukaan diri.
Dimana seseorang yang berfilsafat akan terbuka pada apapun. Ini berhubungan dengan prinsip pertama. Seorang filsuf dilarang untuk menjadi orang yang sok tahu. Keterbukaan diri ini bermaksud pengaturan ego filsuf. Apabila sudah dapat mengkondisikan egonya maka ia harus belajar mengenai prinsip ke lima ini.



5.      Cabang Filsafat
a.       Metafisika.
Metafisika berasal dari bahasa Yunani. Meta artinya melampaui / setelah dan physika artinya nyata. Jadi, Metafisika adalah cabang filsafat yang melampaui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini bermaksud menyelidiki hakikat segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak terbatas pada apa yang dapat ditangkap oleh panca indra saja.
b.      Logika.
Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logos yang artinya hasil perimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika berarti asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.
c.       Etika.
Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Menurut istilah, Etika berarti cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubunganya dengan baik buruk.
d.      Estetika.
Menurut Munro Estetika dalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi dan emosi.
Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu aestheis atau pengamatan. Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan segala hal berkaitan dengan keindahan.
e.       Epistermologi.
Berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logosEpisteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori.
Abbas Hammami Mintarejo memberikan pendapat bahwa epistemology adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Secara singkatnya, Epistermologi adalah cabang filsafat yang berfokus pada ilmu pengetahuan.
f.       Ontologi.
Ontologi berasal dari kata ta onta dan logis. Ta onta berarti segala sesuatu yang ada, dan logis berarti ilmu. Dapat diartikan Ontologi adalah ilmu mengenai yang ada atau segala sesuatu yang ada.
Ontologi adalah teori hakikat yang bersifat realitas (keadaan sebenarnya).
g.      Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas mengenai kegunaan. Dimana filsafat memandang segala hal melalui tiga hal yaitu kumpulan teori, pandangan hidup dan pemecahan masalah. Ketiga hal tersebut bertujuan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Selain itu juga bertujuan untuk petunjuk dalam kehidupan serta menyelesaikan msalah secara universal.
h.      Filsafat khusus
Sebelum metafisika, Filsafat jaman dahulu adalah Mitologi yang berkaitan erat dengan alam. Dulu manusia dikuasai alam, sekarang manusia menguasai alam. Filsafat khusus ini memiliki banyak sub, yakni filsafat agama, filsafat manusia, filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan, dan sebagainya.

6.      Jaman Pra-Scorates
1.Thales (624 – 545 SM)
Thales adalah filsuf yang awalnya sebagai saudagar di mesir. Ia hidup pada abad ke-6 sebelum masehi. Ia ahli dalam ilmu astronomi dan metafisika. Thales berpendapat bahwa air adalah unsur terpenting di bumi. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air. Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air. Argumen Thales merupakan argument yang bukan hanya rasional, tetapi juga observatif.
Thales juga berpendapat mengenai teori jiwa (hylezoisme) dimana jiwa tidak hanya berada pada benda hidup tapi juga benda mati, seperti contohnya magnet yang dapat menggerakkan besi.


1.      Anaximander (610 – 546 SM)
Anaximander ahli dalam ilmu bumi dan astronomi, ia merupakan murid dari Thales. Ia menyatakan dalam Prinsip dasarnya, alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang olehnya disebut Apeiron (zat yang tak terhingga dan tak terbatas serta tidak dapat dirupakan dan tidak ada persamaannnya dengan apapun). Bagi banyak ahli, ini tidak begitu jelas namun mereka menyatakan bahwa Anaximander adalah orang yang cakap dan cerdas. Pendapat lain yang dikemukakan olehnya yaitu : bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya.

2.      Anaximenes (585 – 528 SM)
Dia berpendapat bahwa unsur paling penting di bumi adalah air, karena air memunculkan segala benda yang ada dibumi. Jika air memadat maka akan terbentuk angin, air, tanah dan batu. Dan jika udara mencair akan terbentuk api. Menurutnya, benda benda yang ada diangkasa mengelilingi bumi yang datar secara melayang layang. Matahari tenggelam di malam hari karena tertutup oleh benda-benda yang meninggi.





3.      Pythagoras (582 – 496 SM)
Daerah Ionia, tepatnya Samos adalah tempat dimana Pythagoras dilahirkan. Ia mendirikan tarekat yang bereligius yakni menghormati Dewa Apollo. Menurutnya, jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia akan kembali ke langit, dalam lingkungan Tuhan semula apabila dosanya itu sudah habis dicuci. Untuk itu, saat hidup di dunia adalah bekal saat di akhirat. Ia ahli dalam bidang berhitung dan matematika. Sehingga dia melihat filsafat melalui pengetahuan angka-angkanya yang ia jadikan sebagai falsafah.

4.      Xenophanes ( 580 – 470 SM)
Ia dilahirkan di Xolophon yang menurut sejarah adalah pendiri Mazhab Elea. Xenophanes sangat terkenal dengan karya-karya sastranya, karena ia adalah penyair. Dia juga terkenal sebagai orang yang taat pada agamanya. Dia menyatakan, bahwa manusia tidak dapat mendapat pengetahuan yang mutlak, melainkan harus mencari sendiri meskipun hasilnya masih berupa kemungkinan. Xenophanes juga menolak tentang antropomorfisme ( masuknya karakteristik manusia ke dalam yang bukan manusia). Menurutnya, Tuhan tidak menyerupai makhluk hidup, entah itu manusia atau hewan. Tuhan tidak memiliki organ seperti makhluk duniawi manapun.
Pendapatnya juga ialah, segala sesuatu yang awalnya dari bumi, tujuan akhirnya juga bumi.


5.      Parmenides (540 – 475 SM)
Parmenides dilahirkan dalam keluarga elite nan kaya di kota Elea. Dia adalah murid dari Xenophanes, namun pandangan yang dimiliknya berbeda dengan gurunya. Ia menyatakan bawhwa “yang ada” itu bersifat meliputi segala hal yang tidak bergerak, tidak berubah dan tidak menghancurkan. “yang ada” itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Sesorang akan jatuh pada kontradiksi jika dia menyangkal kebenaran dari “yang ada”. Konsekuensi – konsekuensi dari Parmenides adalah :
·         “yang ada” adalah satu dan tak terbagi.
·         “yang ada” tidak dijadikan dan tidak dimusnahkan, bersifat kekal dan tidak berubah.
·         “yang ada” itu sempurna.
·         “yang ada” adalah pengisi semua tempat maka tidak ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, maka “yang ada” itu tidak satu melainkan ada yang lain.

6.      Heraklitos (535 – 480 SM)
Heraklitos lahir di Ephesos diasi minor, ia memiliki pandangan yang berbeda dengan filosof sebelum sebelumnya. Menurutnya, apilah yang merupakan unsur terpenting di bumi. Karena api tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Segala permulaan adalah mula dari akhirnya, di dunia ini semuanya mengalir. Seperti api yang terus menerus menghidupi dirinya sendiri. Api memakan benda yang bisa terbakar lalu jadi asap dan abu. Karena itu api dilambangkan sebagai kesatuan dalam perubahan.

7.      Empedocles ( 492 – 432 SM)
Ia menganggap Parmenides dan Heraklitos berada dalam kekacauan yang telah dimasuki mereka dan menuntunnya untuk keluar. Pada satu sisi pendapat kedua filosof itu benar namun di sisi lain juga salah. Menurut Empedocles alam tidak hanya terdiri dari satu unsur, melainkan empat unsur yaitu air, udara, tanah dan api.
8.      Zeno ( 490 SM)
Zeno lahir di Elea ketika Persia terjadi perang antara  Barat dengan Timur. Dia memiliki anggapan bahwa ruang kosong tidaklah ada, gerak sama-sama itu mustahil. Ia beranggapan sepeerti itu karena hasil hipotesisnya. Zeno memiliki 6 Paradoks yang berupa teka-teki dan tidak dapat dipecahkal oleh filsuf Yunani pada masa itu. Namun setelah 2000 tahun paradoks tersebut dikeluarkan, barulah dapat dipecahkan.
Ke 6 paradoks itu adalah :
·         Paradoks Dikotomi (sesunggughnya gerak adalah hal yang absurd)
·         Paradoks perlombaan lari Archilles dan kura-kura.
·         Paradoks anak panah
·         Paradoks stadion
·         Paradoks tentang tempat
·         Paradoks tentang bulir gandum.
9.      Anaxagoras ( 499 – 428 SM)
Dia lahir di Clazomenes, Ionia. Namun ia lebih banyak menghabiskan hidupnya di Pericle dan Athena. Ia berpendapat bahwa unsur di dunia ini tidaklah satu, dua atau empat, tetapi tak terhingga jumlahnya. Seperti tubuh manusia yang teridiri dari banyak unsur, yaitu darah, daging, otot, kuku dan masih banyak lagi. Segala unsur itu tidak dapat dilihat, yang bisa dirasakan ialah “benih-benihnya”.
10.  Democritos ( 460 – 370 SM)
Democritos dilahirkan di Abdera (pesisir Thrake), Yunani Utara.  Ia bermahzab atomisme dan memiliki gaya pemikiran alam bukan gaya pemikiran yang baru. Karena ia suka tertawa, maka ia disebut “The Laughing Philosopher” . Dia memiliki anggapan bahwa segala realitas yang ada di dunia mengacu pada atom yang bergerak. Atom ialah hal yang tidak bisa dibagi lagi, tidak dapat dipisihkan dengan ruang kosong, maka kaitannya mutlak dengan ruang kosong. Hal tersebut yang membuatnya yakin ada ruang kosong dan bersifat nyata.
Menurutnya juga, manusia ada dari atom juga. Mula mula, atom bergerak ke segala arah di ruang kosong lalu bertabrakan dang saling berkaitan. Atom yang bersifat pusat berkaitan menjadi alam, sementara atom halus akan terlempar dan membentuk manusia.

7.      Jaman Socrates
1.      Sofisme.
Pada masa Socrates atau disebut dengan Jaman keemasan, terdapat kumpulan filsuf atau disebut Sofisme (kaum Sofis). Mereka adalah para cendekiawan, orang-orang yang menyebarkan ilmu dengan sukarela, namun semakin lama mereka meminta imbalan. Mereka akan mendatangi rumah yang memerlukan ilmu mereka jika dibayar. Mereka memiliki suatu pemikiran, yakni adanya kebenaran yang bersifat sementara.
Para kaum Sofis itu adalah :
o   Protagoras
Ia lahir di Abdera namun sering menghabiskan hidupnya di Athena dan menjadi kaum Sofis berkeliling Yunani.
Ia mengajarkan kepada orang hanya sedikit yang berhubungan dengan filsafat. Ia lebih mengedepankan ketrampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hidup utamanya dibidang politik. Dialognya ditentang langsung oleh Plato, dan ditentang secara tidak langsung oleh Aristophanes. Tiga hal gagasan dia adalah :
-          Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu (semacam radikal)
-          ia bisa membuat “buruk (atau lemah) argumen muncul baik (atau kuat).
-          seseorang tidak bisa memastikan apakah para dewa ada atau tidak.
o   Gorgias

Dia dilahirkan di Leontinoi, Sisilia sekitar tahun 483 SM. Gorgias merupakan murid Empedocles. Ia handal dalam berpidato. Gorgias memiliki anggapan bahwa sesuatu yang ada ini asalnya tidak ada. Karena itu juga ia mulai terkenal.
Pemikiran-pemikiran gorgias yakni :
1.     Tidak ada sesuatu pun. Maksudnya ialah bahwa realitas itu tidak ada. Realitas itu terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta sehingga menurut Gorgias pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas.
2. Seandainya sesuatu ada, maka itu tidak dapat dikenal. Pengindraan adalah sumber ilusi. Menurut Gorgias akal tidak akan mampu meyakinkan kita tentang dari apa alam semesta ini terbentuk, karena kita terbelenggu oleh dilema subyektif. Jalan berpikir kita yang disandarkan pada kemauan dan ide tidak akan menghasilkan kebenaran jika dihadapkan pada fenomena disekitar kita.
3.Seandainya sesuatu dapat dikenal, maka pengetahuan itu tidak bisa disampaikan kepada orang lain. Ia memperlihatkan kakurangan bahasa untuk mengkomunikasikan pengetahuan. Bahwa kata-kata tidak mempunyai pengertian absolut, kata-kata hanya mempunyai pengetian relatif.
Karena dia adalah kaum Sofi, maka ia juga beranggapan bahwa manusia adalah ukuran dari segalanya, kebenaran mutlak tidak ada, kebenaran berlaku sementara dan tidak diperoleh dari diri sendiri.




o   Hippias
Merupakan kawan sebaya dari Socrates. Ia memiliki banyak keahlian diantaranya ahli dalam ilmu ukur. Hippias memiliki anggapan bahwa kodrat manusia didasarkan bagi tingkah lakunya dan susunan masyarakatnya. Hal tersebut berbeda dengan anggapan kaum sofis lainnya. Alasan kenapa ia beranggapan seperti itu karena undang-undang berulang kali berubah (adanya koreksi). Manusia tidak ada penggolongan, karena menurutnya derajat manusia semuanya sama.

o   Prodikos
Dilahirkan di pulau Keos, yang juga sebaya dengan Socrates. Ia memempunyai anggapan pesimis dalam kehidupan. Dimana kemataian adalah jalan untuk melepaskan segala kesusahan. Ia juga menganggap bahwa agama itu diciptakan oleh manusia, dan berdoa adalah hal yang tidak ada gunanya atau mubazir. Kemudian ia juga beranggapan bahwa mereka yang menemukan keahlian tertentu akan dipuja sebagai dewa.




2.    Socrates
Pada tahun 470 SM di Athena, lahirlah seorang yang sangat luar biasa yang bernama Socrates. Ayahnya seorang pembuat patung, dan ibunya seorang bidan. Socrates dikenal sebagai orang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkeliling mendatangi masyarakat Athena untuk berdiskusi soal filsafat. Namun ia memiliki kejujuran, keadilan dan budi yang baik. Dalam berfilsafat, Socrates memilih objeknya adalah manusia.
·         Socrates memiliki seni berdiskusi, yakni dia tidak mau menggurui. Karena menurutnya jika ia menggurui maka ilmu tidak akan bisa keluar dari lawan bicaranya.
·         Ironi Socrates yaitu pura-pura tidak tahu apa-apa. Jadi seorang yang dia ajak bicara akan menggunakan akalnya sendiri
·         Proyek filsafat Socrates ada dua. Pertama, wawasan yang benar menuntun pada tindakan yang benar. Kedua, berfikir secara rasional. “Hanya satu yang aku tahu, aku tidak tahu apa apa” hal tersebut yang menjadi patokan Socrates sebagai hal penting membangun landasan yang kuat untuk pengetahuan.
Socrates tidak meninggalkan karya apa-apa, itulah kelemahannya. Maka Plato sebagai muridnyalah yang mengabadikan pengetahuannya dan jasa Socrates tetap eksis sampai sekarang.
Tetapi cara meninggal Socrates cukup menyakitkan, dia dibunuh oleh para Sofisme yang sakit hati dengannya karena mengkritik mereka.


3. Plato.
Plato dilahirkan di Athena sekitar tahun 427 SM. Paloto merupakan filosof yang paling populer di Barat. Dia merupakan murid dari Socrates, meskipun demikian ada beberapa pendapatnya yang berbeda dengan gurunya. Dia memikirkan tentang kekalan dan abadi di satu pihak.
ü  Dunia material adalah segala hal di dunia ini bisa hancur. Ini meliputi ruang dan waktu.
ü  Dunia ide adalah segala hal yang nyata dan mengalir di alam ini. Dunia ide juga disebut dunia bawaan. Dimana semua hal yang ada di dunia ini memiliki cetakan dan bentukannya, karena seperti manusia saja bentuknya sama (memiliki mata, hidung, mulut, tangan, dan lain sebagainya). Ada hal yang mengubah segalanya di dunia ini (untuk orang beragama yang dimaksudkan Plato adalah Tuhan) bersifat abstrak dan realitas.
ü  Pengetahuan yang sejati. Maksud Plato adalah kita tidak akan pernah memiliki pengetahuan sejati tentang segala sesuatu yang selalu berubah.  “Segala sesuatu diawali dengan kepercayaan”.
ü  Jiwa yang abadi. Realitas terbagi menjadi :
a.       Wilayah indra. Bersifat sementara atau relatif
b.      Wilayah ide bawaan. Bersifat abadi atau kekal.
“Semua fenomena alam adalah bayang-bayang dari bentuk ide yang kekal” – Plato. Ia adalah orang pertama yang mendirikan sekolah, yang pada saat itu disebut Akademik.
Plato juga terkenal dengan mitos gua : Terdapat 10 orang yang diikat di mulut goa, diikat dan dihadapkan ke dinding goa. Lalu mereka diberikan bayangan muncul di dinding dari hasil benda diluar goa yang bercahaya. Mereka menganggap bahwa bayangan itu indah dan itulah hal yang sebenarnya. Namun seorang berusaha melepas ikatan dan berlari keluar goa untuk melihat seperti apa benda aslinya, ia berpendapat bahwa benda aslinya lebih indah daripada bayangannya. Lalu hal itu ia lontarkan kepada 9 orang tadi dan menggoyahkan keyakinan mereka bahwa bayangan itulah hal yang sebenarnya. Karena 1 orang tadi menggoyahkan keyakinan mereka, dibunuhlah oran itu. dan 1 orang itu adalah Socrates. Dia dibunuh karena membawa pandangan baru yang berbeda dengan lainnya.
3. Aristotheles (384 -  SM)
Dia lahir di Stagria, wilayah Chalcidihe, Trachia, Yunani. Ayahnya seorang tabib pribadi Raja Amyntas. Ia menjadi guru di Akademis yang Plato dirikan bertempat di Athena. Lalu ia meninggalkan sekolah tersebutsetelah Plato meninggal. Saat tahun 336 SM, ia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah. Karena adanya perubahah sistem politik seiring jatuhnya Alexander, ia kabur dan tak ingin bernasib sama dengan Socrates.
Ia adalah orang pertama yang mengumpulkan klasifikasi mengenai spesies-spesies bilogois secara sistematis.
Aristotheles beranggapan bahwa  “tidak ada yang bawaan”, yang ada adalah ciri khas dari ide benda tersebut. Pandangannya lebih kepada material (hal-hal yang nampak). Alam ini ada apa adanya dan menjadi sebab terakhir bagi manusia. Seperti turunnya hujan adalah untuk manusia, matahari menyinari bumi juga untuk manusia.
Dia juga merupakan organisator yang teliti.
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang definisinya dapat ditafsirkan oleh siapa saja (bersifat Subjektif) namun harus tetap memiliki aturan atau akidah yang menguatkan pendapatnya. Filsafat juga memiliki manfaat secara umum dan khusus. Prinsip Filsafat harus dimiliki oleh semua filsuf. Cabang-cabang filsafat meunjukkan setiap filsuf memiliki aliran.
Jaman perkembangan Filsafat ada setelah Socrates lahir. Namun sebelumnya telah banyak yang menekuni filsafat namun objeknya alam, bukan manusia seperti jaman Socrates.
2.      Saran
Belajar filsafat untuk orang awam harus kepada orang yang benar-benar telah mempelajarinya. Karena jika tidak, manusia akan terbawa pada jalur yang menyesatkan.




Referensi















Tidak ada komentar:

Posting Komentar