Tugas UTS matkul Filsafat Semester I Jrusan Psikologi. kebayang kan ?? susahnya pelajaran ini :D
MAKALAH
FILSAFAT
UNTUK ORANG AWAM
Disusun
Oleh :
Miftachul
Jannah
201410230311025
Fakultas
Psikologi
Kelas
I A
Universitas
Muhammadiyah Malang
2014
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji sukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang mana telah memberi karunia sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelajaran Filsafat untuk Orang Awam”
dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini
berisi materi Mata Kuliah Filsafat selama 2 bulan di Semester I Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Terimakasih terucapkan oleh penulis kepada
seluruh pihak yang menyediakan fasilitas dalam penyelesaian makalah ini.
Fasilitas tersebut telah tercatat dalam daftar pustaka.
Penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca
umumnya. Dan apabila ada banyak kesalahan penulis memohon maaf serta menerima
kritik das sarannya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Malang,
3 November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
KATA
PENGANTAR................................................................................................... i
DATAR
ISI.................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1. LATAR
BELAKANG....................................................................................... 1
2. RUMUSAN
MASALAH.................................................................................. 1
3. TUJUAN
PENULISAN.................................................................................... 1
BAB
II PENJELASAN................................................................................................. 2
1. PENGERTIAN
FILSAFAT.............................................................................. 2
2. PETA
FILSAFAT.............................................................................................. 4
3. MANFAAT
BELAJAR FILSAFAT................................................................. 4
4. PRINSIP-PRINSIP
FILSAFAT........................................................................ 5
5. CABANG-CABANG
FILSAFAT.................................................................... 6
6. JAMAN
PRA SOCRATES............................................................................... 7
7. JAMAN
SOCRATES........................................................................................ 12
BAB
III PENUTUPAN................................................................................................. 20
1. KESIMPULAN.................................................................................................. 20
2. SARAN.............................................................................................................. 20
REFERENSI.................................................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Filsafat
ialah ibu dari segala ilmu. Dalam sebuah objek jika dicermati menurut filsafat
maka akan memunculkun ilmu-ilmu yang lain. Filsafat juga disebut sebagai seni
dalam berfikir. Dengan berfikir menggunakan otak, manusia akan menemukan
hal-hal yang lain bahkan baru. Megolah fikiran untuk berfikir akan membiasakan
otak berfikir dengan logis. Semakin sering seorang melatih otaknya semakin baik
kondisi otaknya.
2.
Rumusan masalah
a. Apa
pengertian dari filsafat ?
b. Apa
saja peta filsafat ?
c. Apa
manfaat dari belajar filsafat ?
d. Bagaimana
prinsip dalam berfilsafat ?
e. Apa
saja cabang filsafat ?
f. Bagaimana
perkembangan filsafat ?
3.
Tujuan penulisan makalah ini :
·
Memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat
dalam Ujian Tengah Semester 2014
·
Memberikan pengetahuan kepada pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Filsafat
Filsafat
menurut bahasa : dari bahasa Yunani (Philosophia). Philos artinya cinta
(kekasih, sahabat), Sophia artinya kebijaksanaan, kebenaran dan pengetahuan.
Filsafat
menurut istilah : cinta, kekasih / sahabat, kebijaksanaan, kebenaran dan
pengetahuan.
Filsafat
menurut Tokoh :
Plato :
Filsafat
tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Alfarabi :
maujud dan hakekat yang sebenarnya.
Jujun S :
semesta.
Ø Definisi Filsafat ada 3, yaitu :
1. Tidak
terbatas. Yakni filsafat tidak membatasi aspek-aspek tertentu sehingga bersifat
luas, panjang.
2. Universal.
Filsafat akan meninjau sebuah osbek secara menyeluruh.
3. Siapapun
boleh mendefinisikan Filsafat dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki,
namun harus secara sistematis
Ø Awal
kegiatan berfilsafat dimulai dengan rasa heran, kesangsian (keragu-raguan) dan
kesadaran akan keterbatasan
Ø Objek
Filsafat
-
Objek Material : segala sesuatu atau
realita, ada yang harus ada dan ada yang harus tidak ada. Contoh : manusia,
hewan, alam.
-
Objek Formal : bersifat mengasaskan.
Contoh : dari manusia dapat diperoleh objek Formalnya yakni Psikologi, Biologi,
Sosiologi, dll.
Ø Ciri
berfikir Filsafat
a. Radikal.
Menurut KBBI, radikal berarti secara mendasar (sampai kpd hal yg prinsip): perubahan yg --; 2) Pol amat keras menuntut perubahan
(undang-undang, pemerintahan); 3) maju
dalam berpikir atau bertindak.
Yang jika di dunia filsafat, berarti
memikirkan dan menanyakan segala halnya sampai ke akar-akarnya. Seseorang jika
memiliki sifat ini akan memegang teguh prinsipnya, berbeda dengan orang yang
tidak memiliki keradikalan dalam dirinya.
b. Konsisten.
Menurut KBBI, konsisten artinya (1) tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; (2)
selaras; sesuai: perbuatan hendaknya -- dng ucapan.
Yang dimaksudkan
konsisten dalam cara berfikir filsafat ialah berfikir sesuai dengan kaidah
kaidah dan tidak mengandung kontradiksi. Konsisten juga diartikan seseorang
melakukan atau melontarkan sesuatu secara terus menerus dan tetap.
c. Kritis.
Menurut KBBI, kritis adalah (1) bersifat tidak lekas percaya; (2) bersifat selalu
berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; (3) tajam dl penganalisisan.
Jika disatukan dengan filsafat, ciri ini
menanyakan suatu hal tanpa tabu. Akan sangat tajam memikirkan sesuatu.
d. Spekulatif.
Menurtut KBBI,
spekulatif berarti : (1) dengan pemikiran dalam-dalam secara teori;(2) bersifat
spekulasi (untung-untungan). Dimana jika berfikir filsafat
dengan ciri ini, seseorang akan memikirkan keselurahannya dan nantinya akan
memperoleh kesimpulan.
e. Subjektif.
Subjektif merupakan tindakan manusia
dalam menilai sesuatu yang sesuai seleranya, hanya memacu pada penilaian dari
satu sudut pandang dan berasal dari asumsi.
f. Sistematis.
Sistematis adalah
segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut obyeknya.
Cara berfikir filsafat seperti ini
berarti berfikir secara runtut serta terkandung maksud dan tujuan tertentu.
g. Refleksi.
Refleksi adalah cara
berfikir tentang apa yang baru dipelajari atauberfikir ke belakang tentang
apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yamg lalu (Nurhadi 2004: 51). Refleksi
diperlukan karena pengetahuan harus dikontekstualkan agar sepenuhnya dipahami
dan diterapkan secara luas. Dalam berfilsafat, refleksi itu perenungan yang bersifat
rasional dan sangat logis.
2. Peta Filsafat
Peta Historis
ð Peta
yang didasarkan pada sejarah. Pada jaman dulu, agama di atas segalanya.
Sementara saat ini, agama dikuasai (dikritik).
Alkindi, Ibnu Sina, lahir ketika di
barat mengalami kegelapan.
Peta Geografis
ð Berdasarkan
wilayah.
Barat : Yunani, Inggris, Prancis, Eropa.
Timur : Hindu, Budha, Indonesia, Cina.
Peta Tematis
ð Berdasarkan
tema-tema kunci filsafat.
Peta kontekstual
ð Berdasarkan
situasi, tujuan.
3. Manfaat Belajar Filsafat
Manfaat
secara umum adalah :
-
Memupuk kemandirian sikap. Tidak
bergantung kepada orang lain dan cenderung melawan arus.
-
Mengasah ketajaman untuk mampu memilih
mana hal yang inti dan bukan inti.
-
Membuka kemungkinan hal-hal baru.
Manfaat
secara khusus bagi mahasiswa :
-
Membiasakan diri bersikap kritis.
-
Membiasakan diri bersikap rasional dan
logis dalam beropini.
-
Mengembangkan sikap toleransi dalam
perbedaan.
-
Lebih arif dalam memandang permasalahan.
-
Mengerjakan berpikir cermat, sistematis
dan tidak kenal lelah.
4. Prinsip-prinsip dalam berfilsafat
§ Menghindari
sikap silopsisme.
Silopsisme adalah pandangan yang
mengatakan bahwa pengalaman pribadi adalah satu satunya fakta yang dapat dipercaya.
Dimana seseorang akan merasa dirinya benar. Meniadakan sifat ini harus ada
untuk setiap manusia agar keobjektivan terjadi.
Seseorang yang ingin berfilsafat harus
mampu mengendalikan diri, terutama merasa diri sendiri sudah mengeri tentang
apa yang dipelajari.
§ Perlunya
kesetiaan kepada kebenaran.
Ini merupakan sikap mental terhadap
filsafat. Dimana hal seperti ini menumbuhkan keberanian untuk mempertahankan
kebenaran yang diperjuangkan. Kepercayaan harus ada agar hidup menjadi teratur.
Filsafat mengakui kebenaran yang bersifat relativ, bukan absolut. Tidak ada hal
yang disembunyikan mengenai kebenaran. Seorang filsuf adalah dia yang sedang
mendahului orang lain untuk mengetahui jalan mana yang pantas dipilih dan
ditunjukkan kepada orang lain
§ Memahami
sungguh-sungguh.
Persoalan filsafat harus dipahami dengan
bersungguh-sungguh dan berusaha memikirkan jawabannya. Hal ini disebut dengan intelectual exercise, latihan
berintelektual untuk menggapai jawaban. Dengan tekad dan kegigihan seorang
filsuf akan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
§ Latihan
intelektual dilakukan secara dinamis.
Intelectual
exercise tersebut dilakukan secara berkesinambungan dari
waktu ke waktu dan diungkapkan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Latihan ini
tidak dilakukan saat filsuf membutuhkan jawaban pada waktu itu juga. Tetapi
latihan ini juga berguna dikala filsuf menemukan masalah lain yang bukan
menjadi fokusnya.
§ Sikap
keterbukaan diri.
Dimana seseorang yang berfilsafat akan
terbuka pada apapun. Ini berhubungan dengan prinsip pertama. Seorang filsuf
dilarang untuk menjadi orang yang sok tahu. Keterbukaan diri ini bermaksud
pengaturan ego filsuf. Apabila sudah dapat mengkondisikan egonya maka ia harus
belajar mengenai prinsip ke lima ini.
5. Cabang Filsafat
a. Metafisika.
Metafisika berasal dari bahasa Yunani. Meta artinya melampaui / setelah dan physika artinya nyata. Jadi, Metafisika
adalah cabang filsafat yang melampaui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini
bermaksud menyelidiki hakikat segala sesuatu dari alam nyata dengan tidak
terbatas pada apa yang dapat ditangkap oleh panca indra saja.
b. Logika.
Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logos yang artinya hasil perimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika
berarti asas-asas
yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir
lurus, tepat, dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan
hukum-hukum yang harus ditepati.
c. Etika.
Menurut K. Bertens: Etika
adalah nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika berasal dari bahasa Yunani,
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Menurut istilah, Etika
berarti cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubunganya dengan baik buruk.
d. Estetika.
Menurut Munro Estetika
dalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi
juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi
dan emosi.
Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu aestheis atau
pengamatan. Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan segala hal
berkaitan dengan keindahan.
e. Epistermologi.
Berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logos. Episteme biasa
diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata, atau
teori.
Abbas Hammami Mintarejo
memberikan pendapat bahwa epistemology adalah bagian filsafat atau cabang
filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan
penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Secara singkatnya,
Epistermologi adalah cabang filsafat yang berfokus pada ilmu pengetahuan.
f. Ontologi.
Ontologi berasal dari kata ta onta dan logis. Ta onta berarti segala sesuatu yang ada, dan logis berarti
ilmu. Dapat diartikan Ontologi adalah ilmu mengenai yang ada atau segala
sesuatu yang ada.
Ontologi adalah teori hakikat yang
bersifat realitas (keadaan sebenarnya).
g. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang
membahas mengenai kegunaan. Dimana filsafat memandang segala hal melalui tiga
hal yaitu kumpulan teori, pandangan hidup dan pemecahan masalah. Ketiga hal
tersebut bertujuan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Selain itu juga
bertujuan untuk petunjuk dalam kehidupan serta menyelesaikan msalah secara
universal.
h. Filsafat
khusus
Sebelum metafisika, Filsafat jaman
dahulu adalah Mitologi yang berkaitan erat dengan alam. Dulu manusia dikuasai
alam, sekarang manusia menguasai alam. Filsafat khusus ini memiliki banyak sub,
yakni filsafat agama, filsafat
manusia, filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan,
dan sebagainya.
6. Jaman
Pra-Scorates
1.Thales (624 – 545 SM)
Thales adalah filsuf yang awalnya
sebagai saudagar di mesir. Ia hidup pada abad ke-6 sebelum masehi. Ia ahli
dalam ilmu astronomi dan metafisika. Thales berpendapat bahwa air adalah unsur
terpenting di bumi. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air.
Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun
mengandung air. Argumen Thales merupakan argument yang bukan hanya rasional,
tetapi juga observatif.
Thales juga berpendapat mengenai teori
jiwa (hylezoisme) dimana jiwa tidak hanya
berada pada benda hidup tapi juga benda mati, seperti contohnya magnet yang
dapat menggerakkan besi.
1. Anaximander
(610 – 546 SM)
Anaximander ahli dalam ilmu bumi dan
astronomi, ia merupakan murid dari Thales. Ia menyatakan dalam Prinsip
dasarnya, alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang
olehnya disebut Apeiron (zat yang tak terhingga dan tak terbatas serta tidak
dapat dirupakan dan tidak ada persamaannnya dengan apapun). Bagi banyak ahli,
ini tidak begitu jelas namun mereka menyatakan bahwa Anaximander adalah orang yang
cakap dan cerdas. Pendapat lain yang dikemukakan olehnya yaitu : bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya.
2. Anaximenes
(585 – 528 SM)
Dia berpendapat bahwa unsur paling
penting di bumi adalah air, karena air memunculkan segala benda yang ada
dibumi. Jika air memadat maka akan terbentuk angin, air, tanah dan batu. Dan
jika udara mencair akan terbentuk api. Menurutnya, benda benda yang ada
diangkasa mengelilingi bumi yang datar secara melayang layang. Matahari
tenggelam di malam hari karena tertutup oleh benda-benda yang meninggi.
3. Pythagoras
(582 – 496 SM)
Daerah Ionia, tepatnya Samos adalah
tempat dimana Pythagoras dilahirkan. Ia mendirikan tarekat yang bereligius
yakni menghormati Dewa Apollo. Menurutnya, jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan
yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia akan kembali ke langit, dalam
lingkungan Tuhan semula apabila dosanya itu sudah habis dicuci. Untuk itu, saat
hidup di dunia adalah bekal saat di akhirat. Ia ahli dalam bidang berhitung dan
matematika. Sehingga dia melihat filsafat melalui pengetahuan angka-angkanya
yang ia jadikan sebagai falsafah.
4.
Xenophanes ( 580 – 470 SM)
Ia dilahirkan di Xolophon yang menurut sejarah adalah
pendiri Mazhab Elea. Xenophanes
sangat terkenal dengan karya-karya sastranya, karena ia adalah penyair. Dia
juga terkenal sebagai orang yang taat pada agamanya. Dia menyatakan, bahwa
manusia tidak dapat mendapat pengetahuan yang mutlak, melainkan harus mencari
sendiri meskipun hasilnya masih berupa kemungkinan. Xenophanes juga menolak
tentang antropomorfisme ( masuknya
karakteristik manusia ke dalam yang bukan manusia). Menurutnya, Tuhan tidak
menyerupai makhluk hidup, entah itu manusia atau hewan. Tuhan tidak memiliki
organ seperti makhluk duniawi manapun.
Pendapatnya juga ialah, segala sesuatu yang awalnya
dari bumi, tujuan akhirnya juga bumi.
5.
Parmenides (540 – 475 SM)
Parmenides dilahirkan dalam keluarga elite nan kaya di
kota Elea. Dia adalah murid dari Xenophanes, namun pandangan yang dimiliknya
berbeda dengan gurunya. Ia menyatakan bawhwa “yang ada” itu bersifat meliputi
segala hal yang tidak bergerak, tidak berubah dan tidak menghancurkan. “yang
ada” itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Sesorang akan jatuh
pada kontradiksi jika dia menyangkal kebenaran dari “yang ada”. Konsekuensi –
konsekuensi dari Parmenides adalah :
·
“yang ada” adalah satu dan tak terbagi.
·
“yang ada” tidak dijadikan dan tidak dimusnahkan,
bersifat kekal dan tidak berubah.
·
“yang ada” itu sempurna.
·
“yang ada” adalah pengisi semua tempat maka tidak ada
ruang kosong. Jika ada ruang kosong, maka “yang ada” itu tidak satu melainkan
ada yang lain.
6. Heraklitos
(535 – 480 SM)
Heraklitos lahir di Ephesos
diasi minor, ia memiliki pandangan yang berbeda dengan filosof sebelum
sebelumnya. Menurutnya, apilah yang merupakan unsur terpenting di bumi. Karena
api tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan
filosof-filosof Miletos. Segala permulaan adalah mula dari akhirnya, di dunia
ini semuanya mengalir. Seperti api yang terus menerus menghidupi dirinya
sendiri. Api memakan benda yang bisa terbakar lalu jadi asap dan abu. Karena
itu api dilambangkan sebagai kesatuan dalam perubahan.
7. Empedocles
( 492 – 432 SM)
Ia menganggap Parmenides dan Heraklitos
berada dalam kekacauan yang telah dimasuki mereka dan menuntunnya untuk keluar.
Pada satu sisi pendapat kedua filosof itu benar namun di sisi lain juga salah.
Menurut Empedocles alam tidak hanya terdiri dari satu unsur, melainkan empat
unsur yaitu air, udara, tanah dan api.
8. Zeno
( 490 SM)
Zeno lahir di Elea ketika Persia terjadi
perang antara Barat dengan Timur. Dia
memiliki anggapan bahwa ruang kosong tidaklah ada, gerak sama-sama itu mustahil.
Ia beranggapan sepeerti itu karena hasil hipotesisnya. Zeno memiliki 6 Paradoks
yang berupa teka-teki dan tidak dapat dipecahkal oleh filsuf Yunani pada masa
itu. Namun setelah 2000 tahun paradoks tersebut dikeluarkan, barulah dapat
dipecahkan.
Ke 6 paradoks itu adalah :
·
Paradoks Dikotomi (sesunggughnya
gerak adalah hal yang absurd)
·
Paradoks perlombaan lari Archilles
dan kura-kura.
·
Paradoks anak panah
·
Paradoks stadion
·
Paradoks tentang tempat
·
Paradoks tentang bulir gandum.
9.
Anaxagoras ( 499 – 428 SM)
Dia lahir di Clazomenes, Ionia. Namun
ia lebih banyak menghabiskan hidupnya di Pericle dan Athena. Ia berpendapat
bahwa unsur di dunia ini tidaklah satu, dua atau empat, tetapi tak terhingga
jumlahnya. Seperti tubuh manusia yang teridiri dari banyak unsur, yaitu darah,
daging, otot, kuku dan masih banyak lagi. Segala unsur itu tidak dapat dilihat,
yang bisa dirasakan ialah “benih-benihnya”.
10. Democritos ( 460 – 370 SM)
Democritos dilahirkan di Abdera
(pesisir Thrake), Yunani Utara. Ia
bermahzab atomisme dan memiliki gaya pemikiran alam bukan gaya pemikiran yang
baru. Karena ia suka tertawa, maka ia disebut “The Laughing Philosopher” . Dia memiliki anggapan bahwa segala
realitas yang ada di dunia mengacu pada atom yang bergerak. Atom ialah hal yang
tidak bisa dibagi lagi, tidak dapat dipisihkan dengan ruang kosong, maka
kaitannya mutlak dengan ruang kosong. Hal tersebut yang membuatnya yakin ada
ruang kosong dan bersifat nyata.
Menurutnya juga, manusia ada dari
atom juga. Mula mula, atom bergerak ke segala arah di ruang kosong lalu
bertabrakan dang saling berkaitan. Atom yang bersifat pusat berkaitan menjadi
alam, sementara atom halus akan terlempar dan membentuk manusia.
7. Jaman Socrates
1. Sofisme.
Pada masa Socrates atau disebut
dengan Jaman keemasan, terdapat kumpulan filsuf atau disebut Sofisme (kaum
Sofis). Mereka adalah para cendekiawan, orang-orang yang menyebarkan ilmu
dengan sukarela, namun semakin lama mereka meminta imbalan. Mereka akan
mendatangi rumah yang memerlukan ilmu mereka jika dibayar. Mereka memiliki
suatu pemikiran, yakni adanya kebenaran yang bersifat sementara.
Para kaum Sofis itu adalah :
o
Protagoras
Ia lahir di Abdera namun sering
menghabiskan hidupnya di Athena dan menjadi kaum Sofis berkeliling Yunani.
Ia mengajarkan kepada orang hanya
sedikit yang berhubungan dengan filsafat. Ia lebih mengedepankan ketrampilan
yang diperlukan untuk sukses dalam hidup utamanya dibidang politik. Dialognya
ditentang langsung oleh Plato, dan ditentang secara tidak langsung oleh
Aristophanes. Tiga hal gagasan dia adalah :
-
Manusia adalah ukuran dari segala
sesuatu (semacam radikal)
-
ia bisa membuat “buruk
(atau lemah) argumen muncul baik (atau kuat).
-
seseorang tidak bisa
memastikan apakah para dewa ada atau tidak.
o
Gorgias
Dia
dilahirkan di Leontinoi, Sisilia sekitar tahun 483 SM. Gorgias merupakan murid
Empedocles. Ia handal dalam berpidato. Gorgias memiliki anggapan bahwa sesuatu
yang ada ini asalnya tidak ada. Karena itu juga ia mulai terkenal.
Pemikiran-pemikiran
gorgias yakni :
1. Tidak ada sesuatu pun.
Maksudnya ialah bahwa realitas itu tidak ada. Realitas itu terbatas dan tak
terbatas, dicipta dan tak dicipta sehingga menurut Gorgias pemikiran lebih baik
tidak menyatakan apa-apa tentang realitas.
2. Seandainya sesuatu ada, maka itu tidak dapat dikenal. Pengindraan adalah
sumber ilusi. Menurut Gorgias akal tidak akan mampu meyakinkan kita tentang
dari apa alam semesta ini terbentuk, karena kita terbelenggu oleh dilema
subyektif. Jalan berpikir kita yang disandarkan pada kemauan dan ide tidak akan
menghasilkan kebenaran jika dihadapkan pada fenomena disekitar kita.
3.Seandainya sesuatu dapat dikenal, maka pengetahuan itu tidak bisa
disampaikan kepada orang lain. Ia memperlihatkan kakurangan bahasa untuk
mengkomunikasikan pengetahuan. Bahwa kata-kata tidak mempunyai pengertian
absolut, kata-kata hanya mempunyai pengetian relatif.
Karena dia adalah kaum Sofi, maka ia juga beranggapan bahwa manusia adalah
ukuran dari segalanya, kebenaran mutlak tidak ada, kebenaran berlaku sementara
dan tidak diperoleh dari diri sendiri.
o
Hippias
Merupakan kawan sebaya dari Socrates. Ia
memiliki banyak keahlian diantaranya ahli dalam ilmu ukur. Hippias memiliki
anggapan bahwa kodrat manusia didasarkan bagi tingkah lakunya dan susunan
masyarakatnya. Hal tersebut berbeda dengan anggapan kaum sofis lainnya. Alasan
kenapa ia beranggapan seperti itu karena undang-undang berulang kali berubah
(adanya koreksi). Manusia tidak ada penggolongan, karena menurutnya derajat
manusia semuanya sama.
o
Prodikos
Dilahirkan di pulau Keos, yang juga
sebaya dengan Socrates. Ia memempunyai anggapan pesimis dalam kehidupan. Dimana
kemataian adalah jalan untuk melepaskan segala kesusahan. Ia juga menganggap
bahwa agama itu diciptakan oleh manusia, dan berdoa adalah hal yang tidak ada
gunanya atau mubazir. Kemudian ia juga beranggapan bahwa mereka yang menemukan
keahlian tertentu akan dipuja sebagai dewa.
2.
Socrates
Pada tahun 470 SM di Athena, lahirlah
seorang yang sangat luar biasa yang bernama Socrates. Ayahnya seorang pembuat
patung, dan ibunya seorang bidan. Socrates dikenal sebagai orang yang tidak
tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkeliling mendatangi
masyarakat Athena untuk
berdiskusi soal filsafat. Namun ia
memiliki kejujuran, keadilan dan budi yang baik. Dalam berfilsafat, Socrates
memilih objeknya adalah manusia.
·
Socrates memiliki seni berdiskusi, yakni dia tidak mau
menggurui. Karena menurutnya jika ia menggurui maka ilmu tidak akan bisa keluar
dari lawan bicaranya.
·
Ironi Socrates yaitu pura-pura tidak tahu apa-apa.
Jadi seorang yang dia ajak bicara akan menggunakan akalnya sendiri
·
Proyek filsafat Socrates ada dua. Pertama, wawasan
yang benar menuntun pada tindakan yang benar. Kedua, berfikir secara rasional.
“Hanya satu yang aku tahu, aku tidak tahu apa apa” hal tersebut yang menjadi
patokan Socrates sebagai hal penting membangun landasan yang kuat untuk pengetahuan.
Socrates
tidak meninggalkan karya apa-apa, itulah kelemahannya. Maka Plato sebagai
muridnyalah yang mengabadikan pengetahuannya dan jasa Socrates tetap eksis
sampai sekarang.
Tetapi cara
meninggal Socrates cukup menyakitkan, dia dibunuh oleh para Sofisme yang sakit
hati dengannya karena mengkritik mereka.
3. Plato.
Plato dilahirkan di Athena sekitar tahun 427 SM.
Paloto merupakan filosof yang paling populer di Barat. Dia merupakan murid dari
Socrates, meskipun demikian ada beberapa pendapatnya yang berbeda dengan
gurunya. Dia memikirkan tentang kekalan dan abadi di satu pihak.
ü Dunia
material adalah segala hal di dunia ini bisa hancur. Ini meliputi ruang dan
waktu.
ü Dunia ide
adalah segala hal yang nyata dan mengalir di alam ini. Dunia ide juga disebut
dunia bawaan. Dimana semua hal yang ada di dunia ini memiliki cetakan dan
bentukannya, karena seperti manusia saja bentuknya sama (memiliki mata, hidung,
mulut, tangan, dan lain sebagainya). Ada hal yang mengubah segalanya di dunia
ini (untuk orang beragama yang dimaksudkan Plato adalah Tuhan) bersifat abstrak
dan realitas.
ü Pengetahuan
yang sejati. Maksud Plato adalah kita tidak akan pernah memiliki pengetahuan
sejati tentang segala sesuatu yang selalu berubah. “Segala sesuatu diawali dengan kepercayaan”.
ü Jiwa yang
abadi. Realitas terbagi menjadi :
a.
Wilayah indra. Bersifat sementara atau relatif
b.
Wilayah ide bawaan. Bersifat abadi atau kekal.
“Semua
fenomena alam adalah bayang-bayang dari bentuk ide yang kekal” – Plato. Ia
adalah orang pertama yang mendirikan sekolah, yang pada saat itu disebut
Akademik.
Plato juga
terkenal dengan mitos gua : Terdapat 10 orang yang diikat di mulut goa, diikat
dan dihadapkan ke dinding goa. Lalu mereka diberikan bayangan muncul di dinding
dari hasil benda diluar goa yang bercahaya. Mereka menganggap bahwa bayangan
itu indah dan itulah hal yang sebenarnya. Namun seorang berusaha melepas ikatan
dan berlari keluar goa untuk melihat seperti apa benda aslinya, ia berpendapat
bahwa benda aslinya lebih indah daripada bayangannya. Lalu hal itu ia lontarkan
kepada 9 orang tadi dan menggoyahkan keyakinan mereka bahwa bayangan itulah hal
yang sebenarnya. Karena 1 orang tadi menggoyahkan keyakinan mereka, dibunuhlah
oran itu. dan 1 orang itu adalah Socrates. Dia dibunuh karena membawa pandangan
baru yang berbeda dengan lainnya.
3. Aristotheles (384 -
SM)
Dia lahir di Stagria, wilayah Chalcidihe, Trachia,
Yunani. Ayahnya seorang tabib pribadi Raja Amyntas. Ia menjadi guru di Akademis
yang Plato dirikan bertempat di Athena. Lalu ia meninggalkan sekolah
tersebutsetelah Plato meninggal. Saat tahun 336 SM, ia kembali ke Athena dan
mendirikan sekolah. Karena adanya perubahah sistem politik seiring jatuhnya
Alexander, ia kabur dan tak ingin bernasib sama dengan Socrates.
Ia adalah orang pertama yang mengumpulkan klasifikasi
mengenai spesies-spesies bilogois secara sistematis.
Aristotheles beranggapan bahwa “tidak ada yang bawaan”, yang ada adalah ciri
khas dari ide benda tersebut. Pandangannya lebih kepada material (hal-hal yang nampak).
Alam ini ada apa adanya dan menjadi sebab terakhir bagi manusia. Seperti
turunnya hujan adalah untuk manusia, matahari menyinari bumi juga untuk
manusia.
Dia juga merupakan organisator yang teliti.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang definisinya dapat
ditafsirkan oleh siapa saja (bersifat Subjektif) namun harus tetap memiliki
aturan atau akidah yang menguatkan pendapatnya. Filsafat juga memiliki manfaat
secara umum dan khusus. Prinsip Filsafat harus dimiliki oleh semua filsuf. Cabang-cabang
filsafat meunjukkan setiap filsuf memiliki aliran.
Jaman perkembangan Filsafat ada setelah Socrates
lahir. Namun sebelumnya telah banyak yang menekuni filsafat namun objeknya
alam, bukan manusia seperti jaman Socrates.
2.
Saran
Belajar filsafat untuk orang awam harus kepada orang
yang benar-benar telah mempelajarinya. Karena jika tidak, manusia akan terbawa
pada jalur yang menyesatkan.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar